Selasa, 19 Mei 2015

Teori Perkembangan Manusia

Teori perkembangan manusia menurut para ahli telah banyak bermunculan. Berikut teori-teori yang terpopuler dari para ahli :

1. Teori Charles Robert Darwin

Charles Robert Darwin
Charles Robert Darwin (1809 - 1882) adalah seorang naturalis dan geologis berkebangsaan Inggris. Ia dikenal sebagai seorang evolusionis karena teorinya tentang asal usul dan perkembangan manusia di bumi atau yang lebih dikenal sebagai teori evolusi. Bukunya yang menimbulkan kontroversi, terutama bagi kaum agama dan cendikiawan, The Origin of Spesies, yang terbit pada tahun 1859, di dalamnya ia menuliskan: “Saya sepenuhnya yakin bahwa spesies tidak dapat bermutasi; tapi bahwasanya spesies-spesies itu termasuk ke dalam generasi yang sama adalah keturunan linear dari spesies tertentu lain yang secara umumnya sudah punah, dan dengan cara yang sama diakui sebagai variasi dari spesies masa lalu tersebut.” (1964 (1859): 27).

Dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1871, walaupun Darwin tidak menyatakan secara langsung tentang asal usul manusia namun melalui teorinya, yang menyatakan bahwa manusia berasal dari bentuk-bentuk yang bukan manusia, telah jelas bahwa yang dimaksud Darwin sebagai nenek moyang manusia adalah makhluk sejenis kera.

Evolusi didefinisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan dari sederhana menjadi kompleks dan membutuhkan waktu yang lama. Proses perubahan atau perkembangannya dari satu tahap ke tahap lain. Menurut Saifuddin (2005) dalam bukunya Antropologi Kontemporer, ia mengemukakan beberapa pokok argumentasi Darwin:

Pertama, Ia menyaksikan bahwa organisme itu bervariasi, bahkan ciri yang sangat dekat sekali pun akan berbeda pada tingkat atau batas tertentu. 

Kedua, Meski ia beranggapan bahwa variasi disebabkan oleh perubahan, ia berpendapat bahwa variasi benar-benar mengandung konsekuensi penting karena memengaruhi kesesuaian (fitness) antara individu dan lingkungan lokalnya. Sebagian individu yang beruntung mungkin menyimpang dari norma sedemikian sehingga menbantunya untuk tetap hidup dan bereproduksi. 

Ketiga, Ia mensinyalir bahwa apabila organisme benar-benar bereproduksi, organisme cenderung mewariskan ciri apapun yang mereka miliki kepada keturunannya.

Darwin menyimpulkan bahwa jika ketiga pengamatan di atas sahih, maka ciri-ciri yang disukai alam akan lebih umum ditemukan pada generasi-generasi ketimbang ciri yang tidak disukai alam. Ciri-ciri yang tidak disukai alam akan hilang. Organisme akan beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya karena varian yang sukara beradaptasi akan meninggalkan sedikit keturunan, dan ciri-ciri mereka akan hilang. (Saifuddin: 2005). Hal inilah yang disebut dengan seleksi alam. Menurut Darwin, evolusi merupakan akibat dari seleksi alam.

 

Athur Schopenhauer
2.Teori Nativisme 
Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia. 

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat –sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Jadi sifat manusia bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang pendidikan sebagai suatu yang pesimistis serta mendeskreditkan golongan manusia yang “kebetulan” memiliki keturunan yang tidak baik.




Jhon Locke
 3.Teori empirisme
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang bahwa perkembangan individu dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan mulai dari lahir hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk pendidikan dan pergaulan. Penjelasan teori ini adalah manusia pada dasarnya merupakan kertas putih yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung pada apa yang akan dituliskan.
Pandangan teori ini lebih optimistik terhadap pendidikan, bahkan pendidikan adalah termasuk faktor penting untuk menenukan perkembangan manusia. Teori ini dipolopori oleh Jhon Locke. 


 



William Stern
4.Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari William Stern terhadap dua anak kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor mayor yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh faktor lingkungan.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke satu arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.

3 komentar:

  1. sama sekali nggak percaya sama teori darwin, tdk masuk akal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. percaya sama teori islam aja., udah pasti benar.

      Hapus
    2. yapppp.. percaya sama yang pasti-pasti aja. AL-QURAN :)

      Hapus

Cara komentar jika akun belum ada di option :
-Tulis komentar anda di kolom komentar
-copy komentar anda dulu
-pilih select profile. pilih google+ kalo pake gmail.
-Publikasikan
-setelah muncul akun anda di option klik publikasikan lagi
-selesai.